Pahlawan Surabaya
Bung tomo (Soetomo) adalag seorang tokoh pejuang bangsa ia dikenal saat memimpin perjuangan melawan tentara sekutu dalam pertempuran bersejarah 10 November 1945 di surabaya. Bung tomo, ia Anak sulung dari Tjiptowijoyo, lahir pada tanggal 3 Oktober 1920 di Surabaya tetapi asalnya dari Ponogoro.
Dimasa revolusi di mempersunting gadis Malang, bernama Sulistinah ( putri siswosudarno) seorang guru di Jawa Timur dan menikah pada 19 juni 1947. dalam pernikahan itu Bung Tomo mempunyai 4 Anak masing masing: Lien sulistami. Bangbang sulistomo. Sri sulistami. dan Rama sulistami.
Di masa kabinet Burhanuddin Harahap, Bung tomo pernah menjadi mentri Negara urusan pejuang: merangkap mentri sosial. mendirikan rakyat partai indonesia menjelang akhir hayat nya aktif dalam bidang bisnis perusahaan perkayuan PT. Ayu balapan bimber pernah berkunjung ke USA Korea selatan, Jepang, Jerman, Belanda, Inggris, Philipina, Singapur,Malaysia, Hongkong, Muangthai dan Australia
Di masa pembentukan TNI di tahun 1948. Bung tomo masuk dalam jajaran pimpinan TNI di bawah pimpinan panglima besar Soedirman. pangkat terakhirnya adalah mayor jendral TNI.
Nama Bung tomo sampai saat ini dengan nama nama pahlawan lain yang di akui telah mewakili kepahlawanan Indonesia: mereka adalah Bung Karno. Bung Hataa. Bung Syahrir.dan Bung tomo. sebutan “Bung” untuk panggilan akrab untuk para aktivis dan anggota pergerakan perjuangan nasioanl. tetapi nama Bung tomo punya kesan khusus di hati bangsa khususnya umat islam. Dia memberikan inspirasi islami dalam memimpin perjuangan mempertahankan kemerdekaan bangsanya, ia juga juga sosok pemimpin dan komandan tempur yan pemberani.
Allohu Akbar…… !!!!! Maju terus pantang mundur !!!!!
itulah teriakan yang bergema memimpin perjuangan rakyat Surabaya sesaat setelah agresi I Belanda ke surabaya yang membonceng tentara sekutu. pada tanggal 10 November 1945. Teriakan itu telah membakar semangat juang arek arek Suroboyo untuk menentang penjajahan dan mengenyahkan mereka dari bumi pertiwi. teriakan itu di komandoi oleh seorang komandan TNI dan tokoh muslim yang kita kenal dengan Bung tomo, sosok pemuda surabaya yang tangguh dan berani dalam menghadapi musuh.
Detik detik perjuangan yang gigih berani dan arek arek Surabaya di mulai jam 06 : 00 pagi tanggal 10 November kota surabaya membara. bom di jatuhkan dari udara, dilepaskan dari laut dan di tembakan dari meriam darat. serangan yang di lancarkan sekutu merupakan pertempuran terdasyat yang pernah terjadi. selama lebih 3 minggu pertempuran di jalan jalan berlangsung dengan sengit. para pemuda mati matian membela kota Surabaya. bahkan pemuda kota Surabaya yang sedang menghadiri kongres segera meninggal kan kongres dan bergabung dengan kawan kawan nya memerangi penjajah. ribuan rakyat gugur dalam peperangan tersebut. karena keberanian pejuang melawan sekutu dan banyak nya korban yang jatuh dari kedua belah pihak, maka kota Surabaya juga dikenal dengan kota pahlawan. disaat selesai perang, Bung tomo menceritakan; ” pada saat itu saya tidak tahu bagaimana saya harus mengerakan pemuda pemuda Surabaya untuk menghadapi pasukan belanda yang bersenjata lengkap dan modern. hanya kata kata Allohu Akbar itu lah yang saya ingat dalam mengerakan pemuda pemuda Surabaya untuk melawan mereka “
Disaat tentara sekutu (NICA) yang di dalam nya terdapat tentara Belanda mendarat di Surabya untuk kembali menjajah bangsa Indonesia. saat itu pula pengurus NU segera mengambil seluruh konsul NU se- sejawa dan Madura untuk mengambil sikap terhadap NICA. pertemuan yang di pimpin oleh K.H Hasyim asyari di kantor PBNU Surabaya pada tanggal 21-22 Oktober 1945. menegeluarkan resolusi jihad pisabililah untuk melawan tentara sekutu.
Dalam pertemuan Surabaya itu, NU mendesak pemerintah RI untuk segera bersikap dengan tegas sesuai resulosi yang dikeluarkan NU yaitu memerintahan perang sabil. menurut NU. nertempur melawan tentara belanda dan sekutunya (NICA) adalah fardu a’in. wajib hukumnya bagi setiap orang islam dan berdosa bagi meninggalkan nya ( Chirul anam, 1985:124) Resolusi jihad ini kemudian di perkuat melalui melalui partai Masyumi, sebagai keputusan politik dalam melawan kolonial Belanda (NICA)
Resolusi jihad NU ini berhasil mengorban semangat juang yang pantang mundur dan dari arek arek Surabaya dan kebencian terhadap Belanda dan pondok pondok pesantren di Jawa Timur telah berubah menjdai markas Hizbulloh dan Sabililah. perlawanan rakyat terhadap (NICA) berhasil menewaskan jendral Mallaby (panglima tentara sekutu di Surabaya). tewas nya malabi ini lah yang memicu pertempuran 10 November di Surabaya untuk mengenang patriostisme dan semanggat jihad itu lah, pemerintah RI menjadikan tanggal 10 November sebagai hari pahlawan.
Bung tomo seprti hal nya jendral Sudirman dekat dengan ulama dan kiyai. dia dikenal dengan kalangan pesantren bahkan sering meminta nasihat kepada K.H Hasyim asyari pada tangga 25 Juli 1947, setelah solat tarawih utusan Bung tomo menemui K.H Hasyim asyari. isi surat Bung tomo saat itu memohon K.H Hasyim asyari untuk memberi komanda ” jihad fisabillah” pada umat islam untuk melawan Belanda. sebelumya K.h Hasyim asyari telah memfatwakan resolusi jihad (Oktober 1945) untuk melawan Belanda. namun saat itu K.H Hasyim tidak memberikan jawaban langsung karena masalah itu di anggapnya sanggat penting, tetapi meminta waktu untuk semalam untuk melakukan solat istikhoroh sebelum memberikan solusinya. dan surat tersebut tidak pernah sempat di balasnya. karena esoknya K.H Hasyim asyari meninggal dunia.
Berkat semangat kepahlawanan yang dikibarkan Bung tomo, menjadikan Surabaya tetap berada di dalam pengakuan ibu pertiwi dan bergema Allohu Akbar telah menjadi gema kemenangan dihati pemuda pemuda Surabaya. Bung tomo ia meninggal dunia pada saat berangkat haji; di arofah ia tertidur dan panas terik matahari telah menyebab kan nya kekurangan cairan, dan dalam kondisi tidur. Bung tomo tutup usia di Padang Arofah (saudi arabia) pada 7 Oktober 1981, 4 hari setelah ulang tahunya yang ke 61.
Pewarta: Alima sri sutami mukti.